Karena 80% potensi hidup manusia dikembangkan dan ditentukan sejak di dalam kandungan hingga usia 8 tahun, berarti sebagian besar potensi manusia ditentukan oleh keluarga.
Semua orangtua menginginkannya. Semua orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi tidak hanya sehat dan cerdas, tapi juga shalih dan shalihah. Para orangtua juga menginginkan memiliki anak-anak yang mandiri, kreatif, memiliki motivasi, memiliki gairah belajar, memilki harga diri dan pandai menyesuaikan diri.
Para orangtua juga menginginkan anak-anak yang menghargai dan bersikap baik pada orang lain. Dan tugas mengasuh anak bagi hampir semua orangtua disadari sebagai tugas utama mereka ketika mereka dianugerahi Allah anak-anak.
Tapi dewasa ini tugas orangtua seperti terasa lebih sulit dan lebih berat dalam menjalankan tugas mengasuh dan mendidik anak dibandingkan dengan dekade-dekade sebelumnya. Perubahan budaya dan sosial masyarakat yang dipengaruhi perkembangan teknologi yang berbeda dari masa-masa sebelumnya mejadi salah satu sebab tak terelakkan.
Ditambah lagi, pendekatan yang tidak tepat dalam mengasuh anak semakin memperparah dan mempersulit orangtua mendampingi perkembangan jiwa anak mereka secara sehat. Karena pendekatan pola asuh yang tidak tepat, orangtua kemudian seperti harus:
- memikul semua tanggung jawab,
- membuat dan mengambil banyak keputusan bagi anak,
- membantu menyelesaikan banyak masalah anak,
- memperbaiki dan mengendalikan semua perilaku anggota keluarga
Kadang, sebagian orangtua seperti 'menyerah' dan akhirnya membiarkan anaknya tumbuh dan berkembang seadanya. Ironisnya, sebagian orangtua yang lain justru melakukan 'jalan pintas' dengan cara-cara melakukan tindakan negatif untuk mengendalikan sikap dan perilaku anak-anak: omelan, ancaman, teguran dan bahkan kemarahan.
Ikuti Survey, Anda dibayar !>> << |
Perkara ini ternyata menjadi sangat miris jika mengacu pada fakta mengejutkan yang ditemukan Benyamin S. Bloom, professor pendidikan dari universitas chicago: 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun. Lalu 30 % potensi berikutnya terbentuk pada usia 4-8 tahun. Ini berarti 80% potensi dasar manusia terbentuk di rumah, di mana keluarga menjadi pusatnya, jauh sebelum anak-anak ini bersekolah secara formal dan informal. Meski keluarga sangat menentukan potensi manusia ketika dewasa, masalahnya adalah sebagian masyarakat kita pada umumnya tidak pernah disiapkan jadi orangtua ketika menikah.
Maka setiap hari semakin banyak anak menjadi korban ketidakfahaman orangtua bagaimana mengarahkan perilaku anak-anak mereka. Tidak hanya itu saja, pendekatan yang tidak tepat dalam mengasuh anak juga ternyata semakin memelihara dan mengarahkan anak-anak ke arah perilaku negatif.
Tadinya, dengan otoritas yang dimilikinya orangtua berharap agar anak-anak dapat bersikap patuh dan menurut pada mereka yang akhirnya membuat mereka berperilaku baik. Tapi tanpa disadari, justru respon yang tidak tepat atas segala perilaku anak akan mempengaruhi perkembangan jiwa mereka. Hasilnya tidak dirasakan sekarang, tapi kelak ketika menjalani kehidupan mandiri. Ketika mereka menjalani kehidupan yang tantangannya semakin besar, yang ujiannya bisa jadi lebih besar daripada yang dapat kita bayangkan sekarang.
Tidak berlebihan jadinya jika dikaitkan konteks di atas, pendidikan keluarga sebenarnya menjadi tonggak awal yang sangat penting menentukan kualitas bangsa, jauh sebelum pendidikan formal maupun informal dilaksanakan seorang anak.
Sudah saatnya masyarakat memberikan porsi perhatian lebih baik terhadap wilayah pendidikan keluarga. Siapapun memiliki peluang untuk berkontribusi membangun pendidikan keluarga agar lebih berkualitas dengan memfasilitasi masyarakat mengikuti program pelatihan keayahbundaan untuk para orangtua.
YUK, JADI AYAH TERBAIK UNTUK MENGHASILKAN GENERASI YANG BAIK....
MARI, JADI IBU AMANAH YANG MENGHASILKAN GENERASI SHALIH dan SHALIHAH
Temukan SOLUSINYA untuk anda merasakan keindahan menjadi orangtua dalam:
PROGRAM SEKOLAH PENGASUHAN ANAK (PSPA)
Sebuah pelatihan keorangtuaan terpadu pertama di Indonesia yang telah diselenggarakan di 15 Propinsi, di 32 kota
Dari Ibu Lurah, ibu Gubernur sampai ibu Menteri,
Dari yang masih lajang dan gadis hingga kakek nenek,
Dari yang belum punya anak hingga yang punya anak sepuluh,
rame-rame ikut acara ini..
JADILAH 1 DIANTARA RIBUAN ORANG YANG SUDAH RASAKAN MANFAATNYA
“Subhanallah, indah sekali hidup dengan anak kalau kita tahu ilmunya” (Elly Faizah, Mojokerto)
“Saya akan benar-benar menyesal jika tidak datang ke acara ini.”
Cheke Karai, Pelatih BKKBN, Makassar
“Selama ini kita menyuruh anak belajar, padahal kita juga harus belajar. Program orangtua yang menyentuh & Empowering”,
Irfan Amalee, CEO Pelangi Mizan, penulis buku-buku anak
“Dulu saya menganggap anak ini beban, sekarang saya anak ini memang anugerah. Saya dan istri merasa mendapat hidayah melalui PSPA atas pendidikan orangtua terhadap anak-anak”,
Chairul, Karyawan Chevron Pacific Indonesia, Riau
“ “Sistematis, lugas, lucu. Dari awal hingga akhir tidak membosankan”,
Rodhiatul Hasanah Siregar, Psi. Dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara, Medan
“Insya Allah saya berjanji di depan Allah SWT akan jadi ayah yang shalih, memberikan haq anak, sesuai perintah Allah & Rasul-Nya.” (Ust. M. Ghazali, Ketua Ikatan Da’i Indonesia Propinsi Riau/Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Riau)
“Subhanallah, indah sekali hidup dengan anak kalau kita tahu ilmunya” (Elly Faizah, Mojokerto)
“Ya Allah, betapa beruntungnya saya ikut program ini. Semula saya merasa sudah tahu dari buku-buku dan pelatihan-pelatihan yang pernah saya ikuti. Ternyata hanya sedikit sekali. Astaghfirullah, betapa sombong dan dzhalimnya saya. Selama ini saya egois, belum mengenal anak, maunya saya saja.” (Novia Syafrida, S.S. Balikpapan)
“Saya banyak mendapat inspirasi dengan menjadi peserta program ini” (Hadi Mulyadi, Anggota DPRD Kaltim, Samarinda)
“Saya akan benar-benar menyesal jika tidak datang ke acara ini.” (Cheke Karai, Pelatih BKKBN, Makassar)
“I have to be better to best mother” (Dr. Ir. Rr. Sri Rachma A.B., M.Sc., Makassar)
“Dua hari yang berat karena harus meninggalkan anak-anak. Namun dua hari yang penuh pembekalan menjadi orangtua shalih.” (Elin Linarsih)
“Dahsyat, semua orangtua harus ikut acara ini” (Mardi Soemtiro, Denpasar)
“Waaaaah, suer dapat difahami dan mengena di hati. Saya ingin jadi mom yang dibanggakan buah hati.” (Novy Prasetyo)
“Saya merasa menjadi orangtua baru bagi anak-anakku tercinta”, (Dr. Ir. Nerty Soverda, M.S., Jambi)
"Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) Jakarta" by Yuk-Jadi Orangtua Shalih
Sekolah Orangtua PSPA III di Jakarta, buruan dapatkan infonya dan segera daftar, jgn sampai kehabisan tiket seperti yang lalu loch.
Investasi : Rp 450rb/orang ,untuk pasangan ada diskon jadi hanya Rp 850rb
Fasilitas : training 2hari full day ( 6modul ),makan siang,snack 2x/hari,goodie bag,notes,pen,booklet/materi seminar dan sertifikat
Trainer : Bapak Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari ( Pendiri Auladi Parenting School ),pengasuh di fb group Yuk Jadi Orangtua Shalih
info lengkap : http://www.auladi.org