Matahari begitu cerah setelah tadi malam diguyur hujan, namun tidak dengan hatiku. Oktober… bulan ini pun kembali menyapa. Bersyukur dan juga bersedih, atas semua yang telah terjadi.
~~~~~~~~~~~
Untuk pertama kalinya aku mengagumi orang yang belum ku kenal, belum pernah bicara dengannya, namun yang ku tau dia adalah seorang staff pegawai honorer disekolah tempat aku PL saat itu. Masih ku ingat ketika aku duduk sendirian dilobi sekolah,
tiba-tiba dia lewat didepanku dan seketika mata ini memperhatikannya. Tenang dan mendamaikan hati, itulah yang kurasakan ketika melihat wajahnya. Seketika hati ini berkata “andai suamiku nanti seperti dia, ya Allah mungkinkah dia jodohku?”. Akupun sadar dan beristigfar “astagfirullah, apa yang kupikirkan ini?”, dan secepatnya kualihkan pandangan. Aneh.. memang aneh, entah kenapa hal itu bisa terpikirkan. Oktober…itulah awal aku mengagumi pancaran ketenangan dari dirinya.
Dua purnamapun berlalu, untuk pertama kalinya dia duduk didepanku, oh iya…namanya bang Farhan (pas kejadian ini aku baru tau sapa namanya, oopss…sory padahal awal masuk dah dikenalkan sapa namanya tapi aku lupa). Agak gugup…berkeringat…itulah yang kuperhatikan darinya saat dia mencoba menerangkan tugas yang diberikan sekolah untuk kami para guru PL. Hmmm, kata dia sih kepanasan… tapi tau ngak apakah yang terlintas dalam pikiranku saat itu?, dia mungkin gugup karna bicara dikelilingi oleh 4 orang wanita cantik (^_^) (eh iya…emangnya aku cantik?? Hmmm,,,ya anggap saja demikian). Hehehe…ada-ada aja yang aku pikirkan.
Beberapa hari kemudian, ketika selesai sholat di musholla sekolah, aku melihat dia dan teman-teman PL sedang asyik bicara. Ternyata dia membicarakan masalah kuliahnya (aku baru tau dia kuliah difakultas yang sama denganku tapi beda jurusan, semua teman dah tau kecuali aku, waduhh…kemana aja aku selama ini??). Kali ini aku beranikan diri bicara dengannya hanya sekedar mengetahui apakah ia kenal dengan sepupuku karna beberapa hari yang lalu, aku menemukan akun FBnya ketika melihat akun teman sesama PL dan dari infonya kebetulan sama sekolah MAN dengan sepupuku. (Kali inilah awal aku mengenalnya).
Awal tahun baru, aku dihadapi berbagai masalah pribadi, dalam keadaan bingung ngak tau lagi mau curhat dengan siapa (biasanya curhat dengan sepupu tapi dia lagi sibuk), bang Farhan hadir bagaikan sahabat yang mau menampung segala masalah dan curhatku. Dalam keadaan bingung, dia OL di FB dan entah kenapa aku mau curhat dengannya, padahal biasanya aku tak mau curhat dengan orang yang baru ku kenal (baru dua minggu yang lalu) dan apalagi dia lawan jenis (baru kali ini aku curhat dengan lawan jenis yang ngak ada hubungan keluarga denganku).
Setelah mengenalnya sebulan lebih, hal aneh slalu saja terjadi. Aku bingung mengapa semua orang menganggap aku pacaran dengannya? Salahkah aku yang sering chat dengannya? Padahal dia sekali-sekali OL tapi pas dia OL ternyata aku juga OL, makanya teman-teman menganggap kami janjian (huff.. capek dech). Bahkan teman sesama PL memperkenalkan aku dengan temannya (sama kuliah dengan bang Farhan) bahwa aku ini calonnya. Haa?? Calon??...calon apaan ya?? duh tambah ribet aja nih. Dan peristiwa yang paling parah ketika bang Farhan datang kerumah karena ada keperluan sekolah, ketika dia sudah pulang, ibuku bertanya “Hana, itu calon menantu ibu?” Deg..perkataan ibu benar-benar membuatku terkejut, kemudian aku jelaskan bahwa kami hanya berteman dan dia juga teman sepupuku. Tapi apa kata ibu “kan bagus tu sudah ada yang kenal dia, tamatan sekolah agama juga, bisa jadi calon ustadz paling ngak dah tau soal agama, sekarang bisa saja temanan tapi sapa tau esok?” aku hanya bisa diam dan tersenyum dengar perkataan ibuku. Dan taukah hal bodoh apakah yang aku lakukan? Aku malah menceritakan hal ini padanya. Hahaha… ntah aku terlalu lugu, polos atau memang bodoh. Huff… aku bingung dengan semua kejadian2 akhir2 ini, dan aku semakin bingung dengan pertanyaan temanku yang menanyakan perasaanku padanya, aku benar2 ngak tau apa yang aku rasakan.
Dua bulan kemudian, walau aku ngak PL lagi disekolah tersebut tapi sekali2 aku mampir kesana untuk bertemu dengan murid2ku dulu. Hari ini aku dan temanku datang kesekolah, ketika aku pulang, aku melihatnya sholat sendirian dari depan (karena dinding musholla hancur jd yang sholat bisa tampak dari depan). Tiba2 aku merasakan hal aneh, hatiku begitu merasakan ketenangan melihatnya, badanku seketika mendingin dan jantungku berdesir berdetak cepat, tak bisa aku gambarkan apa yang kurasakan saat itu. Baru kali ini aku menyadari kalau aku menyukainya. Aku merindukan suasana ini , merindukan seseorang yang dapat menggetarkan hatiku karna agamanya.
Seiring berjalannya waktu, kami semakin dekat karna ada salah seorang muridku dulu yang bermasalah, sedangkan aku ngak bisa membantu karna sudah keluar dari sekolah makanya aku sering meminta bantuan untuk menolong anak muridku itu padanya. Ada apa ini, ada apa dengan hatiku?? perasaanku padanya semakin kuat. Cinta ini semakin lama semakin sulit ku pendam dan tak biasanya aku sampai larut seperti ini.
*******************************************************
Saat jandela hatiku tlah t'buka...
Ku temukan sesuatu yang berbeda dari diriku...
Ku tak mengerti tentang perasaanku
Setiap ku melihatnya hatiku begitu damai…
Setiap melihatnya melakukan ibadah, perasaan ini semakin susah tukku hindari
Bagiku ia yang terbaek,,
Ku suka kekurangan dan kelebihannya...
Ku suka semua tentangnya..
Jika bersamanya rasanya tak ingin kulewati walau sedikit pun
Tak terasa waktuku pun habis memikirkannya...
Namun,,
Apa ia tau seberapa besar rasa ini???
Ku sayanginya,,,
Ku mencintainya,,
Dari relung hatiku yang terdalam...
Salahkah aku mencintainya??
Apakah rasa ini akan selalu ada??
Mungkinkah perasaan ku akan di balas dengan senyuman??
Aku pun tak tahu
Hanya waktu yang bisa menjawabnya
Tak pernah kusesali mencintainya..
Ku berikan semua ekspresiku ini hanya untuknya...
Ya Rabb….
Apakah ia merasakan apa yang aq rasakan...
Perasaan ini sulit aq pendam...
semakin lama aq mengenalnya...
semakin susah aq melupakannya...
Ya Rabb....
Ku ingin tau isi hatinya
Karna ku merasakan ia memendam sesuatu padaku
Ku tak ingin terlalu larut dlm perasaanku ini
Ya Allah…..
Di setiap tahajutku selalu ku selipkan namanya pada-Mu
Ku meminta agar Engkau selalu menjaganya dan berikan kebaikan untuk dirinya…
Jika ia tercipta unk ku dan menjadi milikku….
Satukanlah hati kami, buatlah kami semakin dekat ….
Tapi jika ia bukan untukku….
Maka hilangkanlah secepatnya rasa ini dari hatiku…
Buatlah kami semakin jauh….
Ya Allah..
Apakah ia kan menjadi imamku di suatu saat hari nanti???
Hanya pada-Mu aq meminta….
Kupaasrahkan semuanya kepada-Mu
************************
Beberapa bulan pun berganti, entah kenapa sebuah keberanian datang ketika chat, aku putuskan untuk menanyakan sesuatu padanya (aku bilang padanya ini pertanyaan pertama dan terakhir), tentang sikap dia selama ini padaku, tentang semua perhatian dan kebaikannya yang agak berbeda kepadaku, aku tak ingin menyalah artikan maksud kebaikannya dan tak ingin larut dalam perasaan cinta ini. Aku bersyukur atas jawaban yang dia berikan, dia menyatakan sikapnya dengan yang lain sama aja, dan kami membahas masalah pacaran zaman sekarang, dia tak ingin pacaran. Bagiku jawaban ini sudah cukup untuk menenangkan hatiku agar aku tak larut lagi dengan perasaanku dan aku juga bisa semakin mantap mengatakan pada teman2 kalau kami tidak ada hubungan apa2. Namun keesokan harinya, dia sms yang intinya salahkah kedekatannya selama ini karena adanya perasaan sayang kepadaku? dan bertanya bagaimana pendapatku. Deg…aku bingung,, Lama waktu yang kubutuhkan untuk menjawab smsnya, setengah hari kucoba berpikir dan memutuskan mengatakan “ apa yang bang rasakan kepadaku itu juga yang aku rasakan, namun bisakah kita bersikap seperti biasa sebelum chat dan sms hari ini”. Akhirnya kami sepakati hal tersebut, bersikap biasa dan menjaga hati.
Namun, semakin lama rasa cinta itu semakin sulit untuk dibendung dan akhirnya kata2 cinta pun terucapkan, bermula ketika aku ulang tahun, aku sms dirinya hanya untuk sekedar meminta nasehat atau do’a dihari yang bahagia ini, dan taukah balasan akhir smsnya, Dinda tersayang yang Bang sayang karna Allah. Deg…aku terkejut dan membalas “ya ampun bang, aku terkejut dengarnya, tapi maaf bang sekarang belum saatnya ” . Namun, apa yang sebenarnya terjadi dengan hatiku? Badanku mendingin, darah terasa berhenti mengalir dan jantungku berdetak cepat, ahh…aku merasa tersanjung. Dan ketika chat beberapa hari kemudian dia memintaku untuk mengucapkan aku sayang padanya, awalnya aku bingung, namun akhirnya ku ucapkan. Dalam benakku aku hanya berpikir, mungkin hanya mengucapkan sebuah perasaan lewat tulisan tidak masalah.
Seiring berjalannya waktu, bulan pun berganti, aku merasakan dia semakin menjauh, perasaanku tak karuan. Dan ketika aku menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia menyakinkanku bahwa hubungan kita akan baik2 saja dan pernah mengatakan izinkan bang untuk kembali kepadaNya. Namun perasaan itu semakin lama tidak tenang, apalagi setelah mimpiku semalam yang membuatku takut. Ini bukan mimpiku yang pertama tentangnya namun ini mimpi yang keempat kalinya dan mimpi inipun berbeda. Pernah dahulu aku bermimpi dia tersenyum melihatku ketika bertemu disebuah lorong ruangan, dan anehnya mimpi itu benar-benar terjadi, kami berpapasan di samping bangunan kampus fakultas, aku dan dia bertemu hingga membuatku grogi ketika menatap mata dan senyumnya dan seketika aku ingat dgn mimpi itu dan ingat semalam aku sangat merindukannya, aku langsung ngacir tanpa bicara padanya, yang akhirnya aku minta maaf atas sikapku dengan sebuah alasan yang dibuat-buat.
Dan pernah juga aku bermimpi dia tersenyum ketika bertemu diatas mobil, ahhh…ternyata benar mimpi itu jadi kenyataan, kami berada disatu angkot karena hendak pergi walimahan ketempat teman. Aku grogi, tak sanggup ku menatap wajahnya yang ada didepanku, dan aku cemburu melihat keakrabannya dengan teman-temanku yang lain (kebetulan teman2 ngak ada yang tau tentang hubungan kami). Dan sekarang…mimpi ini sangat berbeda, danku takut hal ini terjadi sama seperti mimpi2 sebelumnya yang jadi kenyataan. Aku bermimpi dia dalam keadaan tak seperti biasanya, pakaian urak-urakan, wajah lusuh, tak ada sedikitpun senyuman dan yang parahnya aku melihat dirinya merokok, aku takut ini terjadi, karna ku tau ini bukan sifat dan sikapnya.
Kegelisahan semakin menjadi, aku merasa ini ada hubungannya dengan hubungan kami dan entah kenapa hati kecilku slalu berkata bahwa hubungan ini akan segera berakhir. Sebelum semuanya terjadi, ku siapkan hati untuk menerima apa yang akan terjadi nanti (tapi kenyataannya hatiku tetap hancur) dan aku pun sudah membuat satu akun FB untuknya. Ku pun membuat kalau aku berpacaran dengan akun baru tersebut, aku katakan padanya lewat pesan bahwa akun itu aku buat hanya sekedar main-main saja. Namun apa sebenarnya terjadi , dia tidak tau. Kulakukan semua ini hanya untuk menyelamatkan namanya suatu hari nanti. Padahal beberapa orang dahulu pernah mendekatiku namun aku katakan tidak ingin pacaran, tapi sekarang apa yang aku lakukan?? ku biarkan namaku tercoreng dihadapan teman2 yang lain. aku merasa hubungan ini akan berakhir dan jika suatu hari nanti aku kesal padanya, teman-teman ngak bakalan tau hubungan kita, yang mereka tau aku pacaran dengan akun yang mereka tidak kenal.
Akhirnya aku ngak sanggup lagi menahan kegelisahan ini, ku pun mengirim sms padanya, menanyakan bagaimana sebenarnya perasaannya padaku. Sakit…perih…mengapa baru sekarang dia mengatakan apa yang sebenarnya dirasakannya. “maafkan abang yang tidak bisa mencintai seperti kamu mencintai abang, perasaan pertama mengenalmu sekarang mulai berkurang, bang dah coba introspeksi diri namun kecemasan yang terjadi, jangan tanya kenapa karna bang ngak tau apa yang sebenarnya terjadi, sebelum kamu jauh terluka izinkan abang menjauh namun tetap tidak ada niat tuk merusak hubungan ini”. Ingin ku berteriak mengeluarkan perasaan sakit ini, kenapa dia baru sekarang jujur kenapa tidak dari dulu, dan apa sebenarnya terjadi? Kenapa tidak ada alasan yang pasti, kenapa dia ingin menjauh tapi tak ingin merusak hubungan ini. Ingin aku membencinya tetapi ku tak bisa.
**********************
Jika seseorang mencintaiku
Maka kan kubalas dengan ketulusan cinta sepanjang masa
Namun ketika dia mulai menjauh
Sementara cintaku terus bersemi
Kupanjatkan doa kepada Illahi
Agar memberi petunjuk yang menerangi
Dalam kelapangan dada ini
Sesukamu engkau boleh tinggal
Karena itulah arti tertinggi
Bagi ketulusan hati yang mencintai
Sekalipun wajahku tak dapat menatapmu lagi
Namun cinta dan ukhuwah tak akan pernah sirna
Aku takkan berhenti memujimu dari kejauhan
Bersama untaian doa
Jiwaku akan selalu merindukanmu
Bersua bersama penuh ketulusan dan cinta
Ketika orang yang mengasihimu ini
Mencium semerbak aroma kerinduan
Kedua mata tergerak mengalirkan bulir-bulir cinta
Dikedalaman terdengar lantunan ayat-ayat cinta yang tersembunyi dalam hati
Ketika ku hantar dirimu kegerbang perpisahan
Kulepas engkau dengan lambaian
Seakan jiwaku sedang melepaskan seluruh kebahagiaan diri
Tak sanggup ku menatap kepergianmu
Karena tatapan hanya menambah pilu
Dulu, sebulan bagai sehari
Namun kini, sehari bagai bulan-bulan yang tak henti
Ketika kita berpisah
Antara aku dan engkau
Biarlah kata sabar yang menghiasi ucapan perpisahan
Dari orang yang memendam rindu kepadamu
Menyesal atas semua yang telah berlalu
Karena tiada bekal untuk perjalanan abadi
Pada Allah aku hanya bisa memohon
Semoga dosa kita diampuni
Atas kekhilafan yang telah terjadi
Tanpa disadari kita tlah bermaksiat dariNya
Dengan ikhlas kulepaskan engkau pergi
Untuk menjalani hidup yang diridhoi
Dan kini ku serahkan cinta dan rinduku kepada pemilik hati ini
Semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita
**********
Beberapa hari setelah dia memutuskan menjauh dariku, aku bermimpi lagi, dia bermenung, tampang kuyu dan sedih dan ketika aku menyapanya , air matanya menetes. Aku terbangun, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, bukankah ini yang dia inginkan, menjauh dariku namun kenapa dia bersedih??. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia meninggal, aku terkejut, takut dan air mata sudah mengalir, ternyata aku hanya mimpi. Ku buat pesan ke inboks FBnya menanyakan bagaimana kabarnya, karna aku tak ingin bertanya langsung. Hati ini tak tenang ingin mengetahui bagaimana kabarnya, aku beli sebuah kartu kemudian aku menelponnya. Mendengar suara “assalamu’alaikum” dari sana perasaan jadi lega, ku langsung mematikan telp tanpa bicara sepatah katapun.
Setelah seminggu menjauhnya dia dariku, sepupuku sedang bermasalah dengan kisah cintanya, dan dari kisah cintanya itu membuat aku berpikir bagaimanapun caranya kita memperjuangkan kisah cinta, namun semuanya berada di tangan Allah, kemudian pertanyaan2 timbul dalam benakku salahkah hubungan aku dengan dia? Salahkah atas perasaan cintaku ini? Aku memang merasa adanya kesalahan dalam hubungan ini, tapi dari segi mana? Yang ku tau selama ini, yang namanya pacaran adalah mereka yang sering pergi berduaan, duduk berdekatan, berpegangan tangan, bermesra-mesraan didepan umum. Tapi aku tidak melakukan hal tersebut, selama ini hubungan kami hanya sebatas komunikasi, kami tidak pernah duduk berdekatan, kami tidak pernah bersentuhan kulit, bahkan sejak aku mengenalnya ketika teman-teman sibuk bersalaman dengannya waktu perpisahan, aku malah cuek, malas bersalaman dengannya maupun dengan teman cowok lainnya. Lantas apa yang sebenarnya salah dalam hubunganku dengannya?? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Dan setiap tahajud aku memohon diberikan petunjuk.
Beberapa minggu kemudian, aku teringat dengan akunku yang lain yang sudah lama tak dibuka, sebuah catatan teman menarik hatiku yang membahas mengenai khalwat, astagfirullah…ternyata selama ini hubungan kami telah dikategorikan dalam pacaran, walaupun selama ini kami menjalin hubungan lewat sms, telp dan chat walaupun kami tidak setiap hari komunikasi namun hubungan ini tetap dinamakan pacaran karena sudah mengumbar kata cinta dan komunikasi yang kami lakukan tetap dinamakan berkhalwat karena esensi khalwat ialah adanya kebebasan dalam berduaan baik secara langsung bertemu maupun secara tidak langsung (komunikasi).
Ku mengingat kembali apa yang telah terjadi selama ini, teringat akan perkataan dia yang ingin kembali padaNya, teringat dengan sms terakhir “bang berusaha introspeksi diri namun yang ada malah keresahan yang ia rasakan” dan teringat mimpi dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi . Teringat akan doa-doaku selama ini pada Allah yang memohon agar dijaga hati ini dan dijaga hubungan kami agar tidak melampoi batas. Ya Allah… inikah jawaban yang aku cari selama ini, ternyata Engkau ingin menjaga hatiku dan hubungan kami agar tidak melampoi batas lagi, dengan masalah ini membuatku sadar, ternyata selama ini aku bermaksiat kepadaMu. Aku berusaha dekat denganMu namun aku juga tlah bermaksiat dariMu. Dan sebuah hadits membuatku berderaian air mata dan memohon ampunan kepadaNya. “Hai anak adam, kamu tidak adil kepadaKu, aku mengasihimu dengan kenikmatan-kenikmatan tetapi kamu membenciKu dengan berbuat maksiat. Kebajikan Ku turunkan kepadaMu dan kejahatanmu naik kepadaKu. Selamanya malaikat yang mulia datang melapor tentang kamu tiap siang dan malam dengan amal-amalmu yang buruk (Arrafi dan Arrabi’i).
Namun kebingungan terjadi pada diriku, aku dihadapkan dalam dua pilihan yang sangat sulit untuk kupilih, aku mencintai Allah tapi aku tak sanggup untuk berpisah dari orang yang aku cintai. Sanggupkah aku menahan perasaan cinta dan rindu yang mendera jika berpisah?, sanggupkah aku mengorbankan semua harapanku? Bolehkah aku menunggunya?. Hanya sebuah do’a yang dapat kupanjatkan, Ya Allah jika melepaskannya adalah pilihan terbaik maka bantulah aku untuk memudahkan urusan ini dan tenangkanlah hatiku menerima ketetapan dariMu.
Semakin hari aku semakin yakin bahwa hubungan ini harus diakhiri, apa gunanya menjauh namun hubungan yang tidak seharusnya ini tetap berjalan, dan kenapa aku harus menunggu padahal semuanya Allah yang akan mengaturnya, namun aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Mencari dan terus mencari sebuah kebenaran dan berpikir apa yang harus ku lakukan dan katakana, akhirnya sebuah keputusan kutekadkan.
Oktober… bulan dimana aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Dengan sebuah pesan di inboks FB yang mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas keputusannya yang ingin menjauh telah menyadarkanku dan terima kasih karna selama ini telah memberiku sedikit pengetahuan agama dan memohon maaf atas kekhilafanku yang telah membawanya kedalam lembah kehinaan. Mengenai harapan kita untuk membina rumah tangga yang entah kapan akan terwujud biarlah Allah yang menentukan semuanya, apakah yang akan menjadi jodohku nanti adalah dia atau orang lain, biarlah Allah yang mengatur semuanya, sekarang aku ingin kembali kepada prinsipku dahulu takkan pacaran dan akan menjaga hati ini. Sebuah smspun ku kirimkan memberitahukan bahwa aku membuat pesan ke inboks FBnya dan mengatakan ini adalah pesan dan sms terakhir dariku dan terima kasih telah memberikan kenangan serta kesadaran. Sms ku pun langsung dibalas, tanpa dia membaca pesan FBku terlebih dahulu, dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi selama ini. Akupun langsung menangis… Ya Allah mimpi itu benar adanya. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia datang menemuiku dengan tersenyum dan terima kasih atas keputusanku kemudian kami pun berpisah.
Oktober…dimana awal aku mengaguminya dan oktober dimana hubungan kami berakhir, memang tidak akan gampang melupakan semuanya yang telah terjalin selama 5 bulan (astagfirullah…5 bulan lamanya aku bermaksiat dariMu ya Allah), dan tak gampang melawan perasaan rindu dan cinta, namun aku yakin Allah akan membantuku menjaga hati ini. Dan satu hal yang akan kuingat nasehat darinya “tetaplah semangat dalam segala hal, sertai Allah dalam setiap langkahmu”.
Ya Allah terimakasih atas hidayah dariMu…walau ku tak mendengar langsung alasan darinya namun ku yakin semua hal yang terlintas dalam hidupku adalah petunjuk dariMu. Ya Allah… kini ku serahkan cintaku kepadaMu.
************************
Sejuta tanya terhampar dalam kepalaku
Mengagumi indahnya skenario Tuhan
Dalam tafakkur aku bertanya padaNya
Segala kenikmatan ada disekitarku
Begitu banyak tawa dan bahagia untukku
Kapankah aku menyempurnakan ibadahku untukmu ya Robb
Bodoh melesat dalam otakku
Setan mengepungku tiada henti
Mengajak mata ini untuk melirik
Membujuk hati ini untuk kagum
Memaksa pikiran ini untuk berkhayal
Hinanya aku melakukan itu
Tertunduk malu akan akhlaqku
Menangisi aqidahku yang ternoda
Zikirku, lantunan cintaku padaNya
Apakah aku benar-benar tahu apa itu cinta
Seakan meniti jalan menuju mentari diujung jalan
Keyakinan itu harusnya tetap teguh tak tergoyahkan
Tuhanku pasti akan menjawab pertanyaanku
Apapun yang terbaik untukku
Imam dalam hidupku
Allahlah sang pembolak-balik hati
Dialah Robbku yang agung penetap hati
Jika Allah menetapkan ceritanya akan berbeda
Engkaulah yang menentukan segalanya
KetetapanMu adalah RidhoMu
Ikhlasku menjalaninya
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Maaf ceritanya terlalu panjang, semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmah dari cerita ini, karena betapa banyaknya diantara kita yang merasa bahwa hubungan kita baik2 saja dan menganggap hubungan itu diridhoi Allah, tapi ternyata kita tlah bermaksiat dariNya.
sumber:
http://mcintaku.blogspot.com