Cara berpakaian sebagai identitas suatu bangsa juga berlaku bagi pemakaian baju muslim. Di Arab Saudi, para perempuannya kerap menggunakan cadar dan baju gamis hitam dalam aktivitasnya sehari-hari. Gaya pakaian seperti ini sesuai dengan kondisi alam negara itu yang diliputi padang gurun pasir dan bercuaca panas.
Sementara di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, baju muslim tampil dengan warna dan model yang lebih variatif. Apa jadinya jika busana muslim Indonesia dibawa ke tengah-tengah masyarakat Madinah, salah satu kota suci umat muslim?
Hal unik terjadi saat pemotretan para pemenang World Moslem Beauty 2012 yang tengah melakukan promosi kompetisi duta muslimah berbakat itu pada Jumat (24/5/2013) sore waktu setempat. Ada tujuh kontestan yang ikut dalam sesi pemotretan ini. Mereka adalah Nina Septiani (Juara I), Dwi Handayani Putri (Juara II),
Anggun Hiasyah (Juara III), Tasya Gunoto (The Most Innovative Muslimah), Rizkitha (The Best Video and Al-qur'an Recitation by Polling), Al Khansa (The Most Talented Muslimah), dan Dheanita Tribuana (The Favorite by Polling).
Kehadiran tujuh pemenang WMB 2012 di tengah keramaian masyarakat Madinah, tak ayal mencuri banyak perhatian. Para perempuan Madinah berhenti sejenak untuk melihat balutan baju muslim modern namun tetap dengan konsep syar'i, menutupi aurat perempuan.
Ada pula seorang ibu dari India yang tak kuasa memegang sebuah jubah putih yang dikenakan salah satu pemenang. Ibu ini menyangka bahwa jubah itu sedang dijual. Rizkitha, salah satu kontestan pun menjelaskan bahwa mereka tengah melakukan pemotretan. Berbeda lagi dengan seorang perempuan bernama Shaloum, asal Iran. Shaloum bahkan tak canggung ketika diminta untuk berpose bersama Al-Khansa, peserta lainnya.
Pada pemotretan kali ini, para pemenang WMB mengenakan tujuh pakaian muslim karya para desainer label busana Mumtaaz. Pakaian muslim yang ditampilkan Mumtaaz adalah pakaian muslim yang syar’i, atau tetap menutup aurat dan tidak membentuk lekuk tubuh.
Model yang ditampilkan sederhana namun masih berkesan anggun dengan menggunakan mayoritas warna gelap yang dipadupadankan dengan manik serta payet cantik yang modern di bagian lengan dan dada. Mumtaaz juga menampilkan baju muslim dengan warna mix and match antara baju gamis hijau dengan motif abstrak, dan blazer warna coklat motif garis-garis.
Sementara di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, baju muslim tampil dengan warna dan model yang lebih variatif. Apa jadinya jika busana muslim Indonesia dibawa ke tengah-tengah masyarakat Madinah, salah satu kota suci umat muslim?
Hal unik terjadi saat pemotretan para pemenang World Moslem Beauty 2012 yang tengah melakukan promosi kompetisi duta muslimah berbakat itu pada Jumat (24/5/2013) sore waktu setempat. Ada tujuh kontestan yang ikut dalam sesi pemotretan ini. Mereka adalah Nina Septiani (Juara I), Dwi Handayani Putri (Juara II),
Anggun Hiasyah (Juara III), Tasya Gunoto (The Most Innovative Muslimah), Rizkitha (The Best Video and Al-qur'an Recitation by Polling), Al Khansa (The Most Talented Muslimah), dan Dheanita Tribuana (The Favorite by Polling).
Kehadiran tujuh pemenang WMB 2012 di tengah keramaian masyarakat Madinah, tak ayal mencuri banyak perhatian. Para perempuan Madinah berhenti sejenak untuk melihat balutan baju muslim modern namun tetap dengan konsep syar'i, menutupi aurat perempuan.
Ada pula seorang ibu dari India yang tak kuasa memegang sebuah jubah putih yang dikenakan salah satu pemenang. Ibu ini menyangka bahwa jubah itu sedang dijual. Rizkitha, salah satu kontestan pun menjelaskan bahwa mereka tengah melakukan pemotretan. Berbeda lagi dengan seorang perempuan bernama Shaloum, asal Iran. Shaloum bahkan tak canggung ketika diminta untuk berpose bersama Al-Khansa, peserta lainnya.
Pada pemotretan kali ini, para pemenang WMB mengenakan tujuh pakaian muslim karya para desainer label busana Mumtaaz. Pakaian muslim yang ditampilkan Mumtaaz adalah pakaian muslim yang syar’i, atau tetap menutup aurat dan tidak membentuk lekuk tubuh.
Model yang ditampilkan sederhana namun masih berkesan anggun dengan menggunakan mayoritas warna gelap yang dipadupadankan dengan manik serta payet cantik yang modern di bagian lengan dan dada. Mumtaaz juga menampilkan baju muslim dengan warna mix and match antara baju gamis hijau dengan motif abstrak, dan blazer warna coklat motif garis-garis.
Tak hanya mengandalkan warna-warna gelap, yang menjadi ciri khas busana muslim di Arab Saudi, Mumtaaz juga mengedepankan warna cerah seperti baju gamis hijau dipadupadankan dengan jilbab variasi warna oranye. Payet serta batu kristal di sekitar dada menambah kecantikan busana ini.
Pemotretan yang dilakukan dengan latar belakang Masjid Nabawi, di mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW dan gedung-gedung bertingkat di pusat kota Madinah, menambah eksotisme dari Muslimah bertalenta ini.
Pemotretan yang dilakukan dengan latar belakang Masjid Nabawi, di mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW dan gedung-gedung bertingkat di pusat kota Madinah, menambah eksotisme dari Muslimah bertalenta ini.
World Moslem Beauty merupakan ajang pencarian duta muslimah inspiratif sedunia yang diselenggarakan oleh World Moslem Beauty Foundation. WMB merupakan acara tahunan yang dilakukan sejak tahun 2011.Tahun ini, WMB mengubah namanya menjadi Annual Award of World Muslimah. (kompas.com)